Saturday 26 January 2019

Gampang

You can't cross the sea merely by standing and staring at the water.-Tagore

Hey aku sunyi,
Sungguh sepi,
Bukan tiada siapa,
Tapi tak ingin menyapa.

Masih diri membisu,
Semua diam keliru,
Walhal sang jari menari nari,
Rancak di maya kaku di realiti.

Datanglah bersipuh kemari,
Dengarkan kisah tauladan ini,
Bicaranya bukan dari hati,
Turun temurun silih berganti.

Ia bukan dongeng semata,
Maha dasyat mulut ternganga,
Ini bukan fantasi bunian,
Realiti hidup dijadi pengajaran.

Harus tahu terus menerus,
Setiap butir pasti ada asbabnya,
Titik noktah disambung lagi cerita,
Tidak berhenti walau seketika.

Lali ku mendengar kisah mereka,
Temberang gampang mendabik dada,
Makin lama ditokok tambah cerita,
Tak sedar kebenaran menjadi fitnah.

Bangunlah pergi,
Jangan dengarkan lagi karut ini,
Si keparat tiada bukti,
Mulut puaka janji diri didekati.

Tuesday 8 January 2019

Paksa

Makin lama yang hidup cumalah raga yang mati hati hilang jiwa. 

Hidupkan jiwaku kembali,
Sekian lama ia menyendiri,
Mengunyah beribu cemuhan,
Ditelan lagi semacam makian.

Habis rakus dilihat manusia,
Semuanya dipandang negatif,
Langsung tiada simpati,
Apa lagi terbit rasa empati.

Terus meneruslah,
Tiada lagi batasnya,
Bak dipukul ombak,
Biar diri dibawa pergi.

Apalah sangat dipaksa kali,
Dicucuk hidung ditarik tali,
Sudah banyak lubang bertubi tubi,
Tiada lagi kasihan yang dipinta lagi.

Melutut dipijak jari kaki,
Kepala tunduk ditonyoh lagi,
Air mata bertakung bak perigi,
Tahanlah empangan pecah jangan diganti.

Friday 4 January 2019

Ubah

Nothing impossible when you got dizzy in aeroplane.

Donggaklah dirimu ke langit,
Lihatlah awan nan indah,
Tusuklah diri betapa kerdilnya dirimu,
Tulus sucinya awan tiada pernah disentuh.

Hatta awan sendiri menyimpan  rasa,
Melihat karenah manusia bongkak rupa,
Sering menjeling bawah teguhnya diri,
Memijak tanah menghina terus mengeji.

Sudah diberi senang sementara,
Lupa diri tidak terhingga,
Berbicara bak sang raja berkuasa,
Salah diri laju menunding Tuhan.

Seberat itu awan memakan hati berulam jantung,
Saat amarah tiada lagi menahan sabar,
Terus membentuk gumpalan hitam menakuti manusia,
Mengajak kilat hatta ribut taufan menyumpah sama.

Dek begitulah bencana kecil,
Rasa simpati terus diwujudkan pelangi,
Mengingati bahawa Tuhan sedang menguji,
Bersyukur manusia hanya sebentar tadi.

....

Mengapa pelangi disangka indah,
Mengapa sepoinya angin dinikmati cuma,
Mengapa terik mentari tiada siapa suka,
Mengapa disangkal mendung membawa duka.

Demikianlah manusia, tiada apa yang perlu dinilai atas dasar rupa dan warna. tiada perlunya iktibar atas setiap yang menimpanya.

Kerana apa, ujian hanya datang untuk menguji, bukan mengubah.