Namun yang ditinggal hanya tanda tanya,
Sungguh halus permainan tidak mudah disangkal,
Terdiam hanya terkaku penuh persoalan.
Aku tidak berani berkata itu,
Saat yang 'ini' telah kau ungkap,
Walhal yang baki hanyalah ketawa,
Ketawa sinis bukanlah yang girang.
Kau bermain nada,
Ibarat memberi bunga mawar,
Kau memegang pangkal,
Harus aku menyambut pada batangnya.
Hatta jika bersantai di pantai,
Bukan bayu angin yang meniup,
Bukan ombak mengusik kaki,
Tapi bicaramu tidak kena situasi.
Mata orang melihat yang indah,
Waktu itu kau bermain tadah,
Mereka bertepuk kau gembira,
Saat itu aku diusir hina.
Bait katamu manis,
Boleh lemas sekawan semut,
Berlagu madu sang lebah,
Berkicau burung menambah rasa.
Tetapi apa yang tersirat,
Diselindung dengan persembahan irama,
Pahit hempedu tersurat hakikat,
Hebat pentas juga yang menyantau mata.
No comments:
Post a Comment