Saturday 26 September 2020

Lemah

Satu saat yang aku nantikan,
Ditenggelami lampu malap,
Bukti tunduk seperti kesunyian,
Namun aku sedang dibelai malam.

Tunduknya aku bukan lemah,
Dijeling gagal biarlah mereka,
Aku cuma mahu istirehat,
Kepala ku berat menanggung sarat.

Kerlipan bintang aku nantikan kejora,
Ibarat yang lain saksikan hebatnya lelah,
Seorang manusia penat hadap ilusi dunia,
Hanya mati hentikan segala permainan auta.

Wajahku melakar sesuatu,
Satu demi satu ia mencorak,
Teragak agak bibir mengukir,
Satu senyuman kelat terukir.

Panas kolam mataku,
Seakan menunggu masa,
Dihujan air mata,
Sarat menampung hadap manusia.

Saksikanlah malam,
Lemahnya aku,
Rendahnya darjatku,
Hinalah aku.

Kan kenyang makan tomahan,
Sudahnya pagi harusku tempuhi,
Hingga tahap muntahku telan,
Semuanya demi puaskan hati manusia.


No comments:

Post a Comment